This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 15 Januari 2014

PR TIK



Tulisan Benteng Van Der Wijk Gombong, tepat di pintu masuk benteng
Benteng ini adalah benteng pertahanan Hindia-Belanda yang dibangun sekitar abad ke 19. Terletak di Kota Gombong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah,Benteng ini adalah salah satu obyek wisata menarik di Jalur Pantai Selatan. Nama Van Der Wijck sendiri berasal dari nama komandan pada saat itu yang karirnya cukup cemerlang dalam membungkam perlawanan rakyat Aceh. 
 
Pada awal didirikan, benteng ini diberi nama Fort Cochius (Benteng Cochius) dari nama salah seorang Jenderal Belanda Frans David Cochius (1787-1876) yang pernah ditugaskan di daerah Bagelen (salah wilayah karesidenan Kedu).

Benteng Van Der Wijk merupakan  salah satu benteng peninggalan kolonial Belanda yang berada di kompleks Secata A ( Sekolah Calon Tamtama A ) Gombong beralamat di jalan Sapta Marga Gombong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

 Benteng ini seluruhnya terbuat dari batu bata merah dan memiliki ciri - ciri khusus yang berbeda dengan benteng -benteng lain peninggalan Belanda di Indonesia.
Di Benteng inilah Soeharto mantan Presiden Indonesia ke 2 pernah di latih kemiliteranya.
 
Benteng yang dibangun pada abad ke XVIII oleh Belanda untuk pertahanan, dan bahkan kadang-kadang untuk menyerang, sangat mudah dicapai dari pusat Kota Gombong ini memiliki luas Benteng atas 3606,625m2. Benteng bawah 3606,625 m2. Tinggi Benteng 9,67 m, ditambah cerobong 3,33 m. dan terdapat 16 barak dengan ukuran masing-masing 7,5 x 11,32 m.Dengan luas mencapai 3606 m2 dan tinggi 9,67 m, warna merah yang mendominasi menjadikan benteng ini tampak mencolok dibanding bangunan-bangunan kuno di sekelilingnya.  



Sumber : klik here



Kompleks bangunan di sekitar Benteng Van der Wijk adalah barak militer yang awalnya digunakan untuk meredam kekuatan pasukan Pangeran Diponegoro. Karena kehebatan beliau yang juga didukung pemimpin-pemimpin lokal di selatan Jawa, Belanda menerapkan taktik benteng stelsel yaitu pembangunan benteng di lokasi yang sudah dikuasainya. Tujuannya jelas, untuk memperkuat pertahanan sekaligus mempersempit ruang gerak musuh, terutama di karesidenan Kedu Selatan. Benteng ini didirikan atas prakarsa Jenderal Van den Bosch. Pada jaman penjajahan Jepang, kompleks benteng ini menjadi tempat pelatihan prajurit PETA.

Kini, kompleks benteng ini menjadi Sekolah Calon Tamtama dan barak militer TNI AD. Ada pula bangunan yang difungsikan sebagai hotel dan ruangan serba guna. Namun bukan hanya itu saja, benteng ini juga menjadi obyek wisata andalan daerah Gombong dan sekitarnya. 

Tak Cuma sekedar benteng tua, kini pihak pengelola juga melengkapi obyek wisata ini dengan taman bermain anak seperti kincir putar, perahu angsa, mobil-mobilan dll. Selain itu, pihak pengelola juga menyediakan kereta mini yang mengangkut pengunjung dari pintu gerbang utama menuju benteng yang memang jaraknya agak jauh. Ada pula patung dinosaurus raksasa yang pastinya membuat anak-anak menjadi senang dan gembira. Tak ketinggalan warung-warung makan yang beragam menambah semarak obyek wisata Benteng Van der Wijck.

Kereta mini di atas Benteng Van Der Wijk Gombong, satu-satunya di IndonesiaNamun, yang paling unik sebenarnya adalah adanya kereta mini persis di atas benteng. Dengan kereta ini pengunjung bisa mengelilingi benteng dan menikmati pemandangan dari atas benteng. Mungkin ini satu-satunya di Indonesia dimana pengunjung bisa menaiki kereta di atas benteng. Dari atas benteng pengunjung bisa menyaksikan prajurit yang tengah berlatih di lapangan tak jauh dari kompleks benteng. Cukup membayar tiket Rp 5000 per orang, pengunjung bisa menaiki kereta mini selama kira-kira 15 menit. 

Meskipun pemandangan sekitar tidak spektakuler, namun sensasi menaiki kereta di atas benteng hanya bisa Anda dapatkan disini. Selain kereta di atas benteng, pengunjung juga bisa melihat-lihat ruangan-ruangan dalam benteng. Ruangan-ruangan itu dulunya berfungsi sebagai barak militer, pos jaga, dan kantor. Ada pula ruangan yang khusus berisi foto-foto benteng jaman dulu, sebelum dipugar, dan sesudah dipugar.
 
Ada lagi yang unik, yaitu sebuah papan pengumuman yang bertuliskan “Sebelum masuk benteng sebaiknya Anda berdoa sejenak menurut kepercayaan masing-masing.” Meskipun terkesan menakut-nakuti, tapi sebaiknya memang diikuti saja. Memang, sebagai kompleks militer tua yang memiliki sejarah panjang, pasti banyak terjadi pertumpahan darah disini, sehingga kesan seram sulit untuk dihilangkan. Namun selama Anda berlaku sopan, diharapkan tidak akan terjadi apa-apa.

 Anda juga harus ingat, benteng ini berada dalam kompleks militer, jadi jangan berlaku seenaknya dan hormatilah orang-orang yang tinggal di kompleks ini. Tunggu apa lagi, kalau Anda melewati kota Gombong, jangan lupa singgah di Benteng Van der Wijck dan nikmati pesonanya.

Untuk menikmati catatan perjalanan sejarah di Benteng Van Der Wijck, Anda cukup membayar Rp 4000 pada weekday dan Rp 5000 di hari libur